Sri Mulyani Sebut Bank Dunia cs Ompong Hadapi Tarif Trump

4 months ago 23
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan peranan lembaga multilateral seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Dana Moneter Internasional (IMF) hingga Bank Dunia (World Bank) hari-hari ini sangat lemah bahkan tidak dihormati. Kondisi ini yang kemudian menimbulkan ancaman invasi militer hingga perang dagang akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sri Mulyani menerangkan lembaga multilateral itu sebenarnya dibentuk pasca Perang Dunia II untuk menyelesaikan sengketa hingga permasalahan yang terjadi antar negara. Nyatanya, kondisi saat ini digambarkan hampir mirip dengan sebelum Perang Dunia II.

"Hari-hari ini peranan dari lembaga-lembaga multilateral itu menjadi sangat lemah atau tidak dihormati. Yang terjadi adalah hampir mirip dengan sebelum Perang Dunia II yaitu kalau negara punya tujuan dan punya kepentingan, dia kemudian secara sepihak bisa memaksakan kehendaknya kepada negara lain," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Rabu (9/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, Trump telah mengumumkan tarif impor tinggi untuk mitra dagangnya yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025. Indonesia sendiri dikenakan tarif sebesar 32%, lebih tinggi dibandingkan Malaysia, Jepang dan Korea Selatan yang masing-masing 25%.

Kondisi ini, menurut Sri Mulyani, membuat situasi global sangat tidak stabil (volatile) dan kompleks. Tidak heran jika berbagai lembaga internasional memangkas proyeksi ekonomi global tahun ini dan tahun depan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global tahun 2025 hanya tumbuh 2,8% pada 2025 dan 3% pada 2026. Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan hanya 2,3% di 2025 dan 2,4% di 2026.

"Inilah yang sedang kita hadapi, yang tadinya negara dalam konteks global bekerja sama, di mana satu negara bisa sejahtera dan makmur dengan mengajak negara lain untuk ikut sejahtera, sekarang kalau satu negara sejahtera, berarti negara lain akan berkorban atau terkorbankan," ucap Sri Mulyani.

Tonton juga "Rayu AS Rp 551 T Kandas, RI Tetap Dihajar Tarif Trump 32%" di sini:

[Gambas:Video 20detik]

Saksikan Live DetikSore :

(acd/acd)

Read Entire Article