Tutup Jambore Nasional Keris 2025, Menbud Dorong Kreasi & Literasi Keris

5 months ago 20
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Kebudayaan Fadli Zon resmi menutup Jambore Nasional Keris 2025 di Sasana Sumewa Pagelaran Keraton Surakarta. Dibuka Senin (23/6) dan berakhir Kamis (26/6), jambore ini menjadi momentum penting bagi para empu, kolektor, budayawan, dan penggemar senjata tradisional.

Jambore dibuka oleh Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi, putra sulung Paku Buwono XIII, bersama Ketua Lembaga Dewan Adat GKR Wandansari Koes Moertiyah. Diinisiasi oleh pihak Keraton Surakarta, kegiatan ini melibatkan sejumlah paguyuban keris, termasuk Paguyuban Tosan Aji Karanganyar (Pataka) Bumi Lawu.

Dalam sambutannya, Fadli berharap agar semakin banyak kreasi keris dan literasi pengetahuan mengenai keris yang tercipta melalui gelaran Jambore Nasional Keris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga berharap akan semakin banyak empu yang lahir dengan keahlian mendalam tentang keris, khususnya empu perempuan, yang hingga kini telah berjumlah 16 orang di ISI Surakarta," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Jumat (27/6/2025).

Fadli juga menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Jambore Keris Nasional kedepannya melalui fasilitasi Dana Indonesiana. Ia ingin agar fasilitasi ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya secara inklusif oleh masyarakat, termasuk di dalamnya pelaku budaya keris.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Fadli mengatakan diperlukan pendidikan yang berfokus pada pembelajaran mendalam mengenai keris. Salah satunya seperti program studi D4 yang ada di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Jambore Nasional Keris 2025, Dayu Handoko berterima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh Menteri Kebudayaan terhadap perhelatan ini.

Ia pun berharap agar Jambore Nasional Keris 2025 dapat menjadi agenda tahunan yang mewadahi pertemuan para Empu, paguyuban, hingga UMKM perkerisan seluruh Indonesia.

Selain sebagai ajang silaturahmi antar paguyuban, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan keris sebagai warisan budaya dunia, sesuai dengan pengakuan UNESCO pada 25 November 2005, yang menetapkan keris sebagai warisan budaya tak benda dunia asal Indonesia.

"Ini adalah upaya nyata untuk menghidupkan kembali kegiatan keris berskala nasional di lingkungan Keraton. Kami ingin menyatukan para pecinta keris dalam satu forum budaya," ujar Dayu.

Senada, perwakilan Keraton Surakarta, KGPH Hangabehi atau Gusti Raden Mas (GRM) Suryo Soeharto mengatakan sejak ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu mahakarya warisan budaya takbenda dunia, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan keris.

Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian ini, Dewan Adat Keraton bersama komunitas Pataka terus mengadakan berbagai kegiatan, salah satunya mendorong keberlanjutan karya para empu atau pandai keris di Tanah air.

"Upaya ini penting agar tradisi pembuatan keris dan tosan aji tidak punah, melainkan tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat," jelasnya.

Sebagai informasi tambahan, pada kegiatan ini, Fadli juga menyerahkan Piala Menteri Kebudayaan kepada para pemenang.

Pada penyerahan tersebut, hadir turut mendampingi antara lain, Wali Kota Surakarta Respatu Achmad Ardianto, Ketua Lembaga Adat Keraton Surakarta Hadiningrat Dra. Gusti Kanjeng Ratu Koes Mortiyah Wandasari. Kemudian, Ketua Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Eddy Wirabumi, Pangeran Keraton Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi, serta para Empu, dan Dewan Juri Lomba dan Kontes Tosan Aji Yayasan Enggal.

Hadir sejumlah pejabat Kementerian, Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual, Putri Woelan Sari; Staf Khusus Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Sekretaris Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Wawan Yogaswara; Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi; Direktur Diplomasi Kebudayaan, Raden Usman; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Manggar Sari Ayuati.

Tonton juga "Respons Menbud Fadli Zon soal Pembajakan Karya Sastra" di sini:

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article