Sarat Akan Nilai Sejarah, Pemprov DKI Terus Benahi Kawasan Kota Tua

4 months ago 9
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Tak cuma merekam sejarah, Kota Tua Jakarta dihidupkan oleh beragam acara dan atraksi baru. Dari Gajah Mada hingga Pelabuhan Sunda Kelapa, kawasan ini punya banyak alasan untuk dikunjungi.

Berbeda dari situs cagar budaya atau prasasti yang bersifat statis, Kota Tua selalu dihidupkan oleh beragam kegiatan seperti study wisata siswa ke museum, memperkenalkan bangunan tua bersejarah, banyak kuliner tradisional legendaris, sampai menjadi tempat acara budaya dan seni.

Seperti tahun ini, Kota Tua menjadi salah satu tempat memeriahkan HUT ke-498 Jakarta, programnya meliputi video mapping, instalasi cahaya, serta pertunjukan musik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Acara ini menggambarkan Jakarta sebagai kota yang menampung berbagai dunia dalam satu ruang seperti dunia musik, seni, budaya, dan ekspresi masyarakat urban yang beragam, namun tetap bersatu," ujar Kepala Dinas Parekraf DKI Jakarta, Andhika Permata dalam keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).

Malam perayaan bertajuk 'One City, Many Worlds' yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta pada 21 dan 22 Juni 2025 tersebut, menggambarkan Jakarta sebagai kota seni dan budaya.

Bayangkan Jakarta sebagai manusia, maka masa kecilnya adalah Kota Tua. Di sinilah riwayat panjangnya bermula: dari pelabuhan sibuk yang melayani kerajaan-kerajaan maritim, lalu melebar dan merekah menjadi pusat bisnis dan politik modern di Indonesia.

Masa kecilnya itu masih bisa ditengok. Kota Tua masih setia berdiri, masih tekun melestarikan ratusan situs dari periode-periode yang berbeda. Tempat ini ibarat album foto yang berisi lembaran-lembaran kenangan. Setiap bongkahan batu dan lapisan tanahnya mengandung cerita.

Itulah sebabnya banyak kota di dunia melestarikan distrik tuanya demi memahami siapa kita dan dari mana kita bermula. Dari sini, harapannya, akan tumbuh rasa cinta pada kota yang kita tinggali. Bahwa kota modern yang kita nikmati sekarang lahir dari proses yang panjang.

Dengan alasan serupa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta senantiasa berupaya melestarikan dan merevitalisasi Kota Tua. Kawasan ini tidaklah dipandang sebagai objek wisata semata, tapi juga cagar budaya yang menyimpan memori kolektif kota sebagai sebuah ruang hidup bersama.

Apalagi, secara arsitektural, Kota Tua memiliki nilai sejarah tinggi. Di sinilah tersimpan konsep tata kota warisan abad ke-17, juga konsentrasi bangunan kolonial Belanda terbanyak di luar Belanda.

Dengan alasan ini, Kota Tua diajukan ke UNESCO sebagai kandidat Situs Warisan Dunia. Manila memiliki Intramuros. Penang punya George Town. Kini, Jakarta ingin 'masa kecilnya' juga menjadi aset dunia.

Bersama Pemerintah Pusat dan para pemangku kepentingan, Pemprov DKI Jakarta terus membenahi Kota Tua, termasuk menciptakan jalur pejalan kaki yang nyaman, menambah fasilitas publik, mendorong pengurangan emisi, serta merenovasi bangunan-bangunan jompo.

Kelak, kawasan ini juga akan terkoneksi oleh MRT-infrastruktur yang akan mengurangi secara signifikan arus kendaraan pribadi sekaligus mengubah cara kita berwisata ke Kota Tua.

Museum Terbanyak di Jakarta

Berkunjung ke Kota Tua tak ubahnya laku ziarah. Kita senantiasa diajak menengok ke belakang, membayangkan abad-abad yang sudah lewat, ketika Jakarta berevolusi dari Sunda Kelapa, menjadi Jayakarta, kemudian Batavia.

Tempat terbaik untuk berziarah di sini tentu saja museum. Kota Tua mengoleksi enam museum-menjadikannya kawasan dengan jumlah museum terbanyak di Jakarta. Museum tersebut adalah Museum Bahari, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik, serta Museum Wayang. Di luar museum yang mengisahkan sejarah, ada Magic Art 3D Museum yang berisi mural-mural tiga dimensi.

Sejumlah museum mencoba menghadirkan pengalaman yang lebih atraktif dan interaktif melalui ruang immersive. Fasilitas canggih ini telah dipasang di tiga museum di Kota Tua, yakni Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, dan Museum Sejarah Jakarta.

Melalui suguhan virtual reality 360 derajat, masa lalu Jakarta dan Indonesia dipresentasikan lebih hidup. Di sini, sejarah tak lagi sekadar berupa deretan nama dan tahun.

Bangunan Tua Bersejarah

Kota Tua mengajak kita memaknai banyak peristiwa tentang perebutan kekuasaan, aktivitas dagang, serta kedatangan orang dari beragam kawasan yang kemudian membentuk Jakarta yang urban dan kosmopolitan. Di luar museum, sejarah panjang itu diabadikan oleh bangunan-bangunan bersejarah yang bertaburan dari daerah Gajah M...

Read Entire Article