Puan Soroti Kasus Virus Hanta, Minta Pemerintah Perbanyak Rapid Test

5 months ago 19
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti fenomena ditemukannya sejumlah kasus virus Hanta tipe Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) di beberapa wilayah di Indonesia. Puan mengatakan pemerintah harus bergerak cepat.

"Virus Hanta mungkin belum menyebar secara masif, tetapi justru ini alasan kita harus bertindak cepat. Fokusnya tidak hanya pada respons darurat, tetapi lebih pada membangun kemampuan deteksi dini dan respons medis yang efektif di tingkat desa, tempat yang paling rentan terhadap penyebaran penyakit," kata Puan kepada wartawan, Rabu (2/7/2025).

Sebagai informasi, virus Hanta tipe HFRS ini banyak ditemukan di Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Utara. Sebanyak delapan kasus penyakit ini ditemukan di Indonesia pada periode 15-21 Juni 2025. Penularan virus ini berasal dari kontak dengan paparan tikus yang terinfeksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puan mendesak pemerintah untuk segera melakukan langkah konkret, seperti deteksi dini agar virus tersebut tidak menyebar luas. Menurutnya, kesiapan fasilitas kesehatan primer dan tenaga medis hingga tingkat daerah dapat menjadi kunci penanganan penyakit zoonosis seperti virus.

"Penanganan harus dimulai dengan pendekatan teknis yang terukur dan solusi yang bisa diimplementasikan secara langsung di lapangan," ujarnya.

Dia menilai pemerintah harus memperbanyak penyediaan alat diagnosis cepat (rapid test berbasis molekuler) untuk Puskesmas dan klinik daerah. Selain itu, kata dia, juga diperlukan pelatihan wajib bagi tenaga medis untuk mengenali spektrum gejala virus Hanta maupun penyakit menular lainnya.

"Dimulai dari daerah yang padat permukiman, dekat pasar tradisional, dan zona pertanian," ujarnya.

Puan mengatakan kebersihan dan kesehatan lingkungan menjadi unsur penting. Hal yang perlu dilakukan di antaranya, seperti pengolahan sampah, kebersihan pasar dan sanitasi lingkungan.

"Virus ini muncul karena habitat manusia dan hewan pengerat makin berdekatan. Artinya, pendekatannya tidak bisa sektoral. Kita butuh respons lintas sektor dengan target yang terukur, misalnya turunnya populasi tikus dan peningkatan indikator sanitasi di kawasan padat penduduk," papar Puan.

Puan lantas mendorong pemerintah memperbanyak sosialisasi dan edukasi tentang virus Hanta. Menurutnya, hal itu agar masyarakat semakin memahami dampaknya dan melakukan tindakan antisipasi sebagai pencegahan utama.

"Jika masyarakat tidak mengetahui bahaya virus ini, mereka bisa menganggap gejala yang muncul sebagai hal yang biasa dan tidak segera berobat. Edukasi harus menyentuh langsung ke lapangan, ke pasar, ke lahan pertanian, dan ke kampung-kampung," tuturnya.

"Virus Hanta tidak bisa ditangani dengan pendekatan pasif. Negara harus hadir dengan penanganan secara terpadu melalui sistem medis yang konkret, edukasi publik yang tepat sasaran, dan tata kelola lingkungan yang mendukung pencegahan penyakit berbasis hewan sehingga tidak menjadi wabah di Indonesia," imbuh Puan.

Simak Video: Dinkes Tangkap-Teliti 12 Tikus Usai Pria di KBB Positif Virus Hanta

(amw/whn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article