Pramono Jamin Tak Ada Calo Saat Distribusi Bantuan Pangan KJP

4 months ago 8
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Gubernur Jakarta Pramono Anung merespons soal adanya dugaan praktik percaloan terkait distribusi pangan bersubsidi bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Pemprov DKI akan memperketat pengawasan terkait distribusi pangan bersubsidi KJP itu.

"Tentunya pengawasan akan kami lakukan untuk hal yang berkaitan dengan pengguna KJP maupun subsidi pangan yang diberikan untuk itu," ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Pramono mengakui masih adanya antrean warga yang akan membeli barang bersubsidi. Ia pun mengaku masih menemukan di lapangan adanya permainan dalam permasalahan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Problemnya di lapangan ketika orang itu akan membelanjakan, sering kali dibilang sudah habis. Kalau nggak, harus nunggu antrean sampai sore. Kalau nggak, baru besoknya dilayani. Yang seperti-seperti ini memang ada permainan itu," jelasnya.

Meski demikian, ia meragukan adanya calo distribusi bantuan pangan bersubsidi bagi pemegang KJP. Sebab, jelas dia, lokasi perbelanjaan bagi warga pemegang KJP sudah ditentukan.

"Kalau kemudian ada calo itu, saya sendiri rasanya kok tidak mungkin ya. Karena untuk orang mendapatkan KJP dan membelanjakan itu, tempat belanjanya kan sudah diputuskan," imbuhnya.

Sebelumnya, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M Taufik Zoelkifli menyoroti soal mekanisme distribusi bantuan pangan bersubsidi bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) rawan praktik percaloan. Hal itu ia sampaikan setelah mendapat keluhan warga Kelurahan Pisangan Timur, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Menurut Taufik, banyak warga mengeluh kesulitan ketika mengakses bantuan pangan subsidi melalui sistem daring.

"Akibatnya, warga terpaksa menggunakan jasa tak resmi pihak ketiga untuk mendapatkan akses. Warga dimintai tambahan biaya oleh oknum yang mengaku bisa mempercepat atau mempermudah pengambilan bantuan. Ini jelas melenceng dari tujuan awal program," kata Taufik dalam keterangannya, Jumat (25/7).

Ia menegaskan distribusi bantuan seharusnya transparan dan langsung menjangkau penerima manfaat tanpa perantara yang tidak sah.

Praktik semacam itu, menurutnya, merugikan masyarakat kecil. Bahkan mencederai semangat keadilan sosial dalam program bantuan pemerintah.

Karena itu, Taufik meminta Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta serta instansi terkait mengevaluasi sistem distribusi bantuan pangan subsidi.

"Pelaksanaan program tersebut perlu pengawasan ketat. Selain itu, instansi terkait bisa menjadi saluran pelaporan warga. Dengan begitu, penyimpangan dapat ditindak tegas," ungkapnya.

"Kita perlu mekanisme yang adil dan bebas dari penyalahgunaan," lanjutnya.

(bel/whn)

Read Entire Article