Pramono Harap Transaksi Digital Kurangi Copet hingga Pemalakan di Pasar

4 months ago 12
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meyakini digitalisasi pasar tradisional dapat mengurangi tindak kejahatan seperti pencopetan hingga pungutan liar oleh preman. Pramono menegaskan, dengan makin banyak pedagang dan pembeli menggunakan QRIS atau Electronic Data Capture (EDC0, peredaran uang tunai di pasar akan berkurang drastis.

Hal itu disampaikan Pramono saat membuka Lomba Digitalisasi Pasar di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025). Menurutnya, hal ini diyakini bisa membuat copet dan preman kehilangan celah untuk beraksi.

"Kalau digitalisasi ini jalan, maka copet akan berkurang, preman perlahan-lahan hilang. Mau malak apa kalau orang nggak bawa uang?" kata Pramono.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut copet sudah ada sejak zaman dulu dan tidak mudah dihilangkan. Namun, digitalisasi bisa menjadi solusi untuk meminimalisir kejahatan tersebut di pasar tradisional.

"Copet itu, mohon maaf, ada sejak dunia ini ada. Tapi kalau semua pakai transaksi digital, ruang itu akan hilang perlahan," tegasnya.

Lewat lomba ini, Pemprov DKI menargetkan 20 pasar di Jakarta jadi percontohan digitalisasi. Sebanyak 133 pasar lainnya diharapkan terdampak dan menyusul bertransformasi.

Deputi Bank Indonesia Ricky Gozali menambahkan saat ini sudah ada 6,2 juta warga Jakarta yang rutin bertransaksi secara digital. Total transaksi digital di Jakarta juga melonjak hingga 2,2 miliar transaksi, naik 180 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Untuk di Jakarta sekarang ada Rp 2,2 miliar transaksi. Ini naik 180 persen lebih dibandingkan periode yang sama tahun yang sebelumnya. Jakarta luar biasa naiknya," tuturnya.

"Di Rp 2,2 miliar tersebut paling banyak adalah dimiliki oleh mikro, kecil, menengah, dan kecil dan menengah. Jadi UMKM yang paling besar. Kemudian kalau wilayah, bisa kita bagi bahwa yang paling besar adalah di Jakarta Selatan," imbuhnya.

Lomba digitalisasi pasar ini akan berlangsung hingga Agustus 2025 dengan penilaian utama oleh Bank Indonesia dan OJK.

Lihat juga Video: Menkomdigi Minta Perbankan Edukasi UMKM soal Keamanan Transaksi Digital

(bel/lir)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article