NasDem DKI Soroti Selisih Data Penerima Bansos dan Kasus Stunting

6 months ago 39
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta menyoroti pelaksanaan program bantuan sosial kesejahteraan keluarga yang dinilai belum berjalan optimal. Fraksi NasDem mencatat adanya selisih signifikan antara jumlah target dan realisasi penerima manfaat program bantuan sosial.

Hal ini disampaikan oleh Bendahara Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Raden Gusti Arief dalam Rapat Paripurna Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (P2APBD) Tahun Anggaran 2024, yang digelar di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (16/6/2025).

Ia mengatakan, dari total target 172.447 keluarga penerima manfaat, hanya 160.853 keluarga yang terealisasi. Sebanyak 11.594 keluarga dinyatakan tidak memenuhi kriteria berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 44 Tahun 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fraksi NasDem meminta agar proses pemadanan data dilakukan secara objektif dan adil, agar bantuan tepat sasaran," kata Gusti.

Selain itu, Fraksi NasDem juga menyoroti efektivitas penggunaan anggaran untuk program penurunan stunting. Meskipun anggaran yang telah terealisasi mencapai Rp 1,4 triliun, data masih menunjukkan adanya 3.782 kasus stunting, 555 balita dengan gizi buruk, 3.727 balita dengan gizi kurang, serta 6.891 balita dengan kondisi underweight di wilayah DKI Jakarta.

"Fraksi NasDem meminta Pemprov DKI Jakarta agar tidak melakukan pemadanan data secara subjektif kepada keluarga yang seharusnya layak mendapatkan bantuan tersebut. Sehingga bantuan sosial dapat diberikan kepada keluarga yang benar-benar membutuhkan dan tepat sasaran," ujarnya.

Di sisi lain, Fraksi NasDem juga meminta agar Pemprov Jakarta meningkatkan target penurunan prevalensi stunting, kasus balita gizi kurang dan gizi buruk serta kasus balita underweight sebesar 0% untuk angka prevalensi stunting.

"Pada tahun 2024 pada bulan Januari s/d Juli masih terdapat sebanyak 3.782 kasus stunting, sebanyak 555 kasus balita dengan gizi buruk, 3727 kasus balita gizi kurang dan 6.891 kasus balita underweight," jelasnya.

Mengingat APBD Pemprov DKI Jakarta merupakan APBD yang paling tinggi dibandingkan dengan APBD Pemerintah Provinsi yang lain di Indonesia, NasDem berharap Pemprov Jakarta dapat meningkatkan target penurunan prevalensi stunting.

Lihat juga Video 'MUI Haramkan Vasektomi untuk Syarat Penerima Bansos':

(bel/fca)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article