Menyusuri 9 Kamar Seni, Fadli Zon: Museum Harus Jadi Ruang Hidup Budaya

5 months ago 20
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Indonesia Idea Museum (Iniseum), museum sekaligus galeri seni yang memamerkan secara khusus karya pelukis Galam Zulkifli. Dalam kunjungan ini, Fadli menegaskan museum seyogyanya menjadi ruang hidup budaya.

Museum yang berlokasi di Jalan Nitikan Baru No 76 Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta ini memamerkan karya Galam Zulkifli yang terbagi dalam Sembilan ruang tematik dan diberi tajuk Perjalanan 9 Kamar Seni: Dari Ilusi Menuju Cahaya dan Kegelapan.

"Museum harus diarahkan menjadi museum tematik dan ruang interaksi kreatif, karena museum kita sekarang ini terlalu general", ucap Fadli, dalam keterangan tertulis, Minggu (6/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Galam Zulkifli merupakan seniman lukis Indonesia yang karya-karyanya menggunakan cat fluorescent, yang menghasilkan efek bercahaya pada lukisan saat lampu galeri dipadamkan. Didampingi oleh sang pelukis, Fadli berkeliling meninjau karya-karya Galam Zulkifli yang ia kategorikan dalam Sembilan bagian di kamar yang berbeda-beda, mengisahkan tema khusus Tentang Seri Ilusi, Adalah Merahnya Biru, Menjadi Cantik, Tentang Cermin Iluminasi, The History, Pada Mulanya Mosaik, Seluruh Dinding Tentang Mesin, Ibu Pertiwi, dan Ruang Cahaya dan Kegelapan.

Seusai berkeliling ruang pamer, Fadli bersama sejumlah seniman berdiskusi tentang perkembangan seni lukis di Indonesia. Dirinya menyebutkan pentingnya museum ditata secara tematik.

Fadli menambahkan beberapa karya sulit dilacak, ada yang berada di luar negeri dan tidak dapat dipinjam karena faktor kepemilikan pribadi. Karenanya, kata Fadli, proses riset yang dilakukan tidak hanya mengandalkan sumber resmi, tetapi juga melibatkan jejaring media sosial.

"Selain karya seni, upaya pelestarian juga menyentuh koleksi pribadi seperti perangko, uang kuno, dan benda-benda otentik lain yang membawa aroma sejarah. Beberapa bahkan masih tersegel dan disimpan dalam kondisi asli," jelas Fadli.

"Menariknya, riset ini turut mengungkap bagaimana elemen-elemen sejarah masuk ke dalam ruang publik seperti penamaan jalan di kota-kota, termasuk di Purwokerto," tambahnya.

Dialog bersama seniman ini dihadiri oleh Budayawan Taufik Rahzen, Seniman Lukis Galam Zulkifli, Paul Hendro, Agus Baqul Purnomo, Dipo Andy, Yayat Surya, pengurus Iniseum, dan beberapa seniman DI Yogyakarta. Di akhir diskusi, Fadli menyatakan narasi ini memperlihatkan bahwa pelestarian sejarah tidak selalu hadir dalam bentuk monumental, tetapi juga melalui kumpulan data kecil, jejak visual, dan kisah personal yang jika dirangkai dapat membentuk peta memori kolektif bangsa.

Seniman sekaligus budayawan Taufik Rahzen, yang juga ikut dalam diskusi tersebut menyebutkan harapan para seniman lukis untuk dapat memanfaatkan museum seperti Benteng Vredeburg sebagai ruang untuk pameran seni rupa tentang sejarah perjuangan bangsa, sebagaimana pernah dilakukan tahun 1978, banteng tersebut dijadikan lokasi jambore seni. Menurut Taufik, upaya pelestarian dan penelusuran sejarah melalui seni rupa terus dilakukan oleh para peneliti dan kurator di Indonesia.

"Dalam sebuah diskusi mendalam, terungkap kisah menarik tentang proses pencarian dan kurasi berbagai karya seni, dokumen visual, hingga benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan tokoh perjuangan," pungkasnya.

Tonton juga "Fadli Zon Bakal Gelar Uji Publik soal Penulisan Ulang Sejarah" di sini:

(akn/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article