Mengenal Pacu Jalur: Tradisi Lomba Dayung Riau yang Kini Mendunia

5 months ago 23
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Festival Pacu Jalur kembali menjadi sorotan dunia, salah satunya berkat viralnya tren "Aura Farming". Aksi anak-anak penari jalur yang meliuk lincah di ujung perahu saat lomba dayung mencuri perhatian karena kekompakan dan energi yang khas.

Di balik tren tersebut, Pacu Jalur merupakan tradisi tua yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Tradisi ini mencerminkan semangat kolektif, kehormatan kampung, serta nilai spiritual dan sosial yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat.

Pacu Jalur adalah lomba perahu panjang yang digelar tiap tahun di Sungai Kuantan. Tak sekadar olahraga tradisional, acara ini juga menjadi panggung budaya dan simbol solidaritas antar-kampung. Sejak 2014, Pacu Jalur ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kemendikbudristek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah dan Latar Belakang

Pacu Jalur diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17. Mengutip dari Digital Kuansing, awalnya jalur digunakan sebagai alat angkut hasil bumi di sepanjang Sungai Kuantan. Lama kelamaan, aktivitas ini berkembang menjadi ajang perlombaan antar-kampung saat perayaan adat dan hari besar keagamaan.

Pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur dijadikan agenda resmi untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, waktu penyelenggaraannya disesuaikan dan digelar setiap bulan Agustus untuk memperingati HUT RI. Lokasi utamanya kini berada di Tepian Narosa, Teluk Kuantan.

Dalam dokumen Pacu Jalur dan Upacara Perlengkapannya yang dilansir Repositori Kemendikbud, tradisi ini disebut lahir dari kebutuhan masyarakat terhadap transportasi sungai, lalu berkembang menjadi sarana adu kekuatan, sportivitas, dan kebanggaan kolektif antar-kampung.

Makna dan Filosofi Pacu Jalur

Pacu Jalur tidak hanya soal kecepatan mendayung. Dalam setiap aspeknya terkandung nilai adat, spiritual, dan filosofi Melayu. Pembuatan perahu jalur diawali dengan pemilihan kayu besar di hutan, lalu ditebang melalui ritual adat oleh tokoh kampung, sebagaimana dijelaskan dalam Repositori Kemendikbud.

Sebelum lomba, masyarakat menggelar prosesi buka jalur, sebuah upacara pembersihan spiritual dan doa keselamatan. Tokoh adat atau dukun kampung akan memimpin ritual ini agar jalur terbebas dari gangguan dan membawa keberuntungan bagi awaknya.

Struktur awak jalur terdiri dari komando jalur, juru mudi, tukang gelek (penabuh irama), hingga penari jalur yang biasanya anak-anak. Menurut Kemenparekraf, keberadaan penari ini dipercaya membawa semangat, harmoni, dan kekuatan spiritual bagi seluruh tim.

Pacu Jalur di Kuantan SingingiPacu Jalur di Kuantan Singingi (Foto: Raja Adil Siregar/detikcom)

Festival Pacu Jalur Saat Ini

Festival Pacu Jalur kini menjadi ajang budaya berskala besar yang rutin digelar setiap tahun. Lokasi utama berada di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, dan diikuti oleh puluhan hingga ratusan jalur dari berbagai desa. Sistem lomba berlangsung secara gugur dan menyedot ribuan penonton setiap tahunnya.

Mengutip dari Digital Kuansing, panjang perahu jalur bisa mencapai 40 meter dan diisi hingga 60 awak. Jalur dihias dengan ornamen warna-warni seperti kepala naga, payung kuning, dan umbul-umbul yang mencerminkan identitas serta kekuatan kampung.

Tak hanya perlombaan, festival ini diramaikan dengan pertunjukan seni daerah, bazar UMKM, dan panggung budaya. Dalam direktori Budaya Kita Kemendikbud, Pacu Jalur diakui sebagai tradisi yang punya fungsi sosial, hiburan, dan pelestarian budaya yang melibatkan partisipasi luas masyarakat.

Dari tradisi sungai hingga festival yang mendunia, Pacu Jalur adalah bukti bahwa warisan lokal bisa bertahan dan tumbuh di tengah perubahan zaman. Dengan semangat kebersamaan, nilai spiritual, dan kekuatan budaya, tradisi ini tetap mendayung maju di hati masyarakat Kuansing dan Indonesia.

Tonton juga "Kepoin Fun Fact Pacu Jalur yang Jadi Inspirasi Tren Aura Farming" di sini:

(wia/dhn)