Menbud Dorong Kolaborasi Pemuda ASEAN untuk Lestarikan Budaya

5 months ago 32
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mendorong kolaborasi lintas negara di kalangan pemuda Asia Tenggara guna melestarikan budaya secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan saat membuka acara Southeast Asian Youth Meeting and Culture Heritage Clinic di Jero Tumbuk Culture & Retreat, Karangasem, Bali, Sabtu (22/6).

Kegiatan yang berlangsung pada 21-26 Juni ini mengusung tema "Integrating Sustainability Development and Cultural Heritage for a Better Future". Program ini merupakan hasil kerja sama Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia dan Southeast Asian Culture Heritage Alliance (SEACHA) yang berbasis di Bangkok, Thailand.

"Merupakan kehormatan bagi Kementerian Kebudayaan Republik indonesia untuk hadir dalam pertemuan penting ini, sebuah pertemuan yang lahir dari dedikasi SEACHA dan komitmen akar rumput dari Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia dengan mengangkat tema penting 'Integrating Sustainability Development and Cultural Heritage for a Better Future," ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Minggu (22/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program Culture Heritage Clinic merupakan inisiatif untuk memberdayakan pemimpin-pemimpin muda dan organisasi pemuda lokal dari negara-negara anggota SEACHA. Tahun ini, Culture Heritage Clinic berfokus pada isu penting mengenai kebijakan pariwisata dan dampaknya terhadap warisan budaya, serta memberikan pemahaman mengenai prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

Program Culture Heritage Clinic ini sangat penting untuk membangun masa depan pariwisata yang berkelanjutan bagi negara-negara anggota SEACHA. Dengan membahas kebijakan pariwisata serta prinsip- pariwisata berkelanjutan, program ini memberdayakan pemangku kepentingan, seperti pejabat daerah dan kota, serta organisasi pemuda lokal, untuk membuat keputusan yang tepat demi keberlangsungan warisan budaya dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Diselenggarakan mulai tanggal 21 hingga 26 Juni 2025 di Jero Tumbuk Culture & Retreat dan Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali, program pelatihan diikuti oleh perwakilan delegasi dari negara-negara ASEAN. Program diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya ekskursi ke destinasi budaya, sejumlah presentasi dan diskusi budaya, serta ditutup dengan cultural dinner.

Fadli Zon menuturkan, bahwa kehadiran seluruh peserta dalam kegiatan ini bukan semata untuk membahas pelestarian budaya secara teoritis, melainkan untuk terlibat langsung dalam konteks nyatanya. Ia mencontohkan dua lokasi yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan ini.

"Di Jero Tumbuk, yang terletak di tengah persawahan, para peserta akan melihat secara langsung bagaimana ekowisata berbasis komunitas mengalokasikan 15 persen dari pendapatannya untuk melestarikan tradisi lisan yang mulai langka," ujarnya.

Sementara itu, di Pura Agung Besakih, peserta dapat melihat bagaimana jumlah peziarah yang mencapai 50.000 setiap bulannya dapat dikelola dengan baik, tanpa mengurangi kesakralan tempat suci tersebut.

"Kedua lokasi ini menjadi contoh konkret pengelolaan warisan budaya yang berakar pada komunitas dan dilandasi oleh nilai-nilai spiritual," tambah Fadli Zon.

Lebih lanjut, menurut Fadli Zon, program ini menunjukkan bahwa dialog lintas negara dapat diwujudkan menjadi aksi nyata di tingkat komunitas.

"Sejak pertama kali diselenggarakan di Siak pada 2020-2021, kemudian berlanjut ke San Carlos di Filipina dan Songkhla di Thailand, program ini tidak hanya membangun kapasitas peserta, tetapi juga menumbuhkan rasa solidaritas dan kepemilikan bersama terhadap warisan budaya," jelasnya.

Head of Advisory Board Jero Tumbuk Culture & Retreat, I Gusti Lanang Muliarta meyampaikan mengenai pekerjaan pelestarian budaya yang dilakukan di tempatnya.

"Hari ini kami mengundang perwakilan desa adat yang memerlukan perhatian khusus terhadap keberlanjutan budaya di daerahnya. Sebut saja tari gambuh, tari sanghyang, tari baris perisi, wayang wong, juga subak," jelasnya.

Di Jero Tumbuk, akan dilakukan pelestarian budaya dengan menghadirkan para pengajar yang berasal dari masyarakat sekitar. I Gusti Lanang Muliarta berharap apa yang dilakukan di Jero Tumbuk bisa berkelanjutan, berkembang lebih besar, dan bisa ditiru oleh daerah lain sehingga tumbuh bibit-bibit pelestarian budaya di Bali, khususnya di Karangasem.

Tak hanya memusatkan perhatiannya terhadap pelestarian nilai budaya, di Jero Tumbuk juga dilakukan bisnis berbasis sosial melalui Koperasi Tani Mandiri serta meningkatkan ekonomi termasuk sektor pariwisata berbasis budaya dan alam.

Chairperson Executive Board SEACHA, Ivan Hanares menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas partisipasi Indonesia, khususnya Bali dalam penguatan pengembangan kapasitas melalui kolaborasi dalam program Heritage Management Clinic.

"Kami telah membangun kolaborasi d...

Read Entire Article