Menaker: Instruktur Vokasi Tidak Boleh Ilmunya Sama Seperti 10 Tahun Lalu

6 months ago 23
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Kementerian Ketenagakerjaan terus mendorong penguatan sumber daya manusia di bidang pelatihan vokasi melalui Training of Trainers (TOT) Smart System. Program ini dirancang untuk memperbarui dan meningkatkan kompetensi para instruktur pelatihan kerja agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri yang terus berkembang.

Menurut Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, instruktur merupakan ujung tombak dalam mencetak tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di dunia industri. Oleh karena itu, para instruktur dituntut untuk terus memperbarui kompetensinya agar selaras dengan perkembangan kebutuhan industri.

"Kita semua harus berkembang. Tidak boleh ada instruktur yang ilmunya sama seperti 10 tahun lalu. Instruktur harus adaptif dan terus mengembangkan diri agar mampu memberikan pelatihan yang relevan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (16/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan pelatihan vokasi bersifat praktis dan singkat, sehingga perlu dirancang secara tepat untuk menjawab kebutuhan industri yang cepat dan spesifik.

Ia juga menyoroti tiga tantangan utama dalam pelatihan vokasi. Pertama, efektivitas, yakni apakah kurikulum dan program pelatihan benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri. Kedua, skala, yakni sejauh mana pelatihan mampu menjangkau peserta secara luas, mengingat jumlah pengangguran yang masih tinggi.

Ketiga, pengangguran, yakni pelatihan harus mampu menekan angka pengangguran dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Pelatihan bukan sekadar kegiatan formalitas atau untuk mengisi waktu luang dan mendapatkan uang saku. Kita ingin pelatihan ini benar-benar membuka kesempatan yang setara dan memberikan dampak nyata bagi semua," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Latihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas), Agung Nur Rohmat, dalam laporannya menjelaskan bahwa TOT Smart System dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi instruktur.

"Acara ini bertujuan menyiapkan instruktur yang adaptif, inovatif, serta mampu merancang dan mengembangkan pelatihan di bidang teknologi digital," ujar Agung.

Agung menyampaikan bahwa pelatihan ini berlangsung selama 14 hari, mulai 16 hingga 30 Juni 2025, dan diikuti secara daring oleh 280 peserta dari jabatan fungsional instruktur di 21 Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) di lingkungan Ditjen Binalavotas.

Sebagai informasi, TOT Smart System ini terbagi dalam dua kategori utama. Pertama, Smart Creative IT Skill yang mencakup pelatihan content creator, web development, generative AI, dan social media optimization. Kedua, Smart Operation yang meliputi pelatihan Internet of Things (IoT), business intelligence, data science, dan data analysis.

Simak juga Video 'Batas Usia Kerja: Antara Diskriminatif atau Kebutuhan?':

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article