Legislator Minta Anggaran BPOM Tak Dipotong, Sebut Merek Ecek-ecek Bertebaran

4 months ago 10
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menemukan Blackmores Super Magnesium+ yang mengandung vitamin B6 dijual di marketplace dan tak memiliki izin edar. Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago menilai langkah BPOM untuk meminta takedown produk-produk tersebut telah tepat.

"Sudah benar yang dilakukan BPOM untuk menyelamatkan konsumen. Padahal sama-sama kita tau merek tersebut bukan merek ecek-ecek, gimana dengan merek ecek-ecek lain yang bertebaran di medsos?" kata Irma kepada wartawan, Rabu (23/7/2025).

Irma pun meminta pemerintah tak memangkas anggaran BPOM. Sebab, Irma mengatakan BPOM merupakan leading sector dalam pengawasan peredaran obat, makanan, hingga skincare.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya saya dan kami di Komisi IX minta pada pemerintah untuk tidak memotong anggaran BPOM, karena leading sector mereka memang untuk mengawasi, memvalidasi, mengecek semua makanan, minuman, dan obat-obatan yang beredar," jelasnya.

"Tentu hal tersebut butuh anggaran, bukan saja untuk laboratorium, tapi juga untuk sosialisasi ke masyarakat, agar masyarakat tau mana yang bisa dikonsumsi dan mana yang tidak bisa dikonsumsi," sambungnya.

Dia mendorong BPOM untuk melengkapi laboratorium dan pelaksanaan kontrol lapangan. Terlebih, untuk promosi-promosi yang ada di media sosial.

"Bekerja sama dengan Komdigi agar takedown promosi-promosi makanan, minuman dan obat-obatan yang belum mendapat izin edar dari BPOM. Terutama yang saat ini marak adalah skincare," tuturnya.

BPOM RI menemukan sejumlah produk suplemen terkait yang dijual melalui tautan beberapa marketplace dan meminta untuk segera melakukan penindakan takedown dari kementerian maupun asosiasi e-commerce.

"BPOM RI telah melakukan penelusuran di marketplace di Indonesia dan menemukan beberapa tautan penjualan daring produk tersebut. BPOM telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), dan marketplace terkait yang terdeteksi menjual produk tersebut untuk melakukan penurunan/takedown tautan penjualan serta mengajukan daftar negatif (negative list)/pemblokiran terhadap produk dimaksud," tutur BPOM RI dalam keterangan tertulis.

BPOM RI mewanti-wanti pelaku usaha yang mengedarkan produk suplemen terkait lantaran tidak mendapatkan izin edar di Indonesia. Hukumannya terancam pidana penjara hingga 12 tahun atau denda maksimal Rp 5 miliar.

"BPOM secara terus-menerus melakukan pengawasan pre- dan post-market untuk memastikan suplemen kesehatan yang beredar di Indonesia tetap memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu, serta tidak mengandung bahan berbahaya/dilarang," imbau BPOM.

Simak juga Video: Poin Penjelasan BPOM soal Suplemen Blackmores Diduga 'Beracun' di Australia

(amw/maa)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article