Kemensos Dorong Penerima Bantuan PKH Jadi Pelaku Usaha Mandiri

4 months ago 8
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Kementerian Sosial RI mendorong transformasi dari penerima bantuan menjadi pelaku usaha mandiri. Melalui kolaborasi dengan dunia usaha, ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Sembako kini memproduksi kerajinan tangan dan bahan daur ulang yang langsung dibeli mitra perusahaan.

Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial Kemensos, I Ketut Supena menyampaikan pemberdayaan dilakukan dengan pendekatan 3A, yakni Abilitas (penguatan keterampilan), Aset (bantuan modal), dan Akses (kemitraan dan pasar).

"Kita mulai mengurangi pendekatan bantuan sosial. Sekarang kita fokus pada pemberdayaan. Spirit dari Pak Menteri, Saifullah Yusuf, adalah bantuan itu sementara, berdaya itu selamanya," ujar Supena dalam keterangan tertulis, Kamis (24/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan saat ini terdapat beberapa kegiatan pemberdayaan di daerah, salah satunya di Lumajang. Di daerah ini, sebanyak 200 KPM membuat tali dari pelepah pisang dan kertas daur ulang. Kemudian, produk dibeli oleh Hangesti Handycraft dan Yayasan Kumala.

Sementara di Kulon Progo, sebanyak 100 KPM dilatih menganyam kerajinan dari tali pandan dan membuat kertas daur ulang. Adapun hasil produk dibeli Rp5.000 per lembar dan kerajinan dihargai Rp50.000-70.000 per set.

Supena mengatakan di Gunung Kidul, Banyumas, Wonosobo, ratusan KPM dilatih membuat keranjang sampah dari eceng gondok. Kegiatan produksi tersebut difasilitasi oleh PT Mitra Adi Perkasa melalui anak usaha PT Out of Asia.

Dalam pemberdayaan ini, Kemensos menyediakan alat produksi sebagai modal awal, sementara bahan dan pelatihan difasilitasi mitra. Pendamping PKH juga terlibat melalui program Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2).

Supena mengungkapkan antusiasme masyarakat terus meningkat. Berawal hanya peserta PKH, kini warga pun sekitar ikut menekuni usaha karena melihat manfaatnya.

Ia menambahkan, program pemberdayaan ini juga membuka akses usaha bagi perempuan dan penyandang disabilitas. Ke depan, Kemensos akan memperluas program ke lebih banyak kabupaten.

"Kami berharap lebih banyak KPM yang berubah perilaku, mandiri, dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial," ungkap Supena.

Sementara itu, salah satu KPM di Gunung Kidul, Wahyuni Triwulan (44) mengapresiasi adanya bantuan dari Kemensos. Ia mengaku kini memiliki pendapatan tambahan Rp600 ribu per bulan dari membuat anyaman.

Ia juga menggunakan bantuan pemberdayaan ekonomi untuk beternak kambing. "Kita ingin mandiri, sudah ikut wisuda graduasi di UGM. Biar bansos diberikan ke yang lebih membutuhkan," paparnya.

Hal yang sama juga dirasakan salah seorang KPM dari Banyumas, Desi (32). Ia mengatakan kini menambah penghasilan Rp300 ribu per bulan dari mengolah eceng gondok.

Lihat juga Video: Menekraf Harap Pelaku Usaha Ekraf Makin Cuan Saat Libur Lebaran

(ega/ega)

Read Entire Article