Hujan Lebat-Suhu Dingin Diprediksi Masih sampai 5 Juli, Ini Penyebabnya

5 months ago 29
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena suhu dingin, angin kencang, dan hujan lebat pada musim kemarau di wilayah selatan ekuator Indonesia. BMKG menyebutkan hal itu terjadi dipicu Monsun Australia yang aktif pada periode Juni-September.

"Pada periode 2-5 Juli 2025 masyarakat juga perlu mewaspadai potensi hujan lebat di sejumlah wilayah," kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramadhani, dilansir Antara, Rabu (2/7/2025).

Andri menjelaskan, Monsun Australia adalah angin musiman yang datang dari Benua Australia menuju utara melewati Indonesia. Angin ini bersifat kering dan cukup dingin karena berasal dari Australia yang sedang musim dingin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan analisis BMKG dampak utama Monsun Australia terasa di wilayah selatan Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Cuaca menjadi lebih kering dan hujan turun lebih jarang sehingga wilayah tersebut memasuki musim kemarau.

"Selain itu, suhu udara pada malam hingga dini hari bisa terasa lebih dingin dari biasanya," ujar Andri.

Ia menambahkan, angin Monsun Australia juga menyebabkan angin bertiup lebih kencang, terutama di daerah pesisir selatan Indonesia. Meski demikian, BMKG memprakirakan pada periode 2-5 Juli mendatang akan terjadi potensi hujan dengan intensitas lebat di sebagian wilayah, khususnya Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.

"Potensi hujan lebat ini terpantau dari prediksi anomali radiasi gelombang panjang atau outgoing longwave radiation (OLR) yang menunjukkan nilai negatif, menandakan langit lebih banyak tertutup awan," katanya.

BMKG mengingatkan bahwa kondisi cuaca kering berkepanjangan akibat Monsun Australia tetap dapat memicu risiko kekeringan yang berdampak pada ketersediaan air dan sektor pertanian serta meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah rawan.

Selain itu, angin timuran yang cukup kencang dapat menyebabkan gelombang laut lebih tinggi di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, yang perlu diwaspadai oleh pelayaran dan nelayan.

"Meskipun fenomena ini wajar terjadi setiap tahun, masyarakat tetap perlu bijak menggunakan air, memantau informasi resmi BMKG, dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem," kata Andri.

Simak juga Video: Heboh Bekasi Dingin dan Berkabut, BMKG Buka Suara

(fca/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article