Hari Sastra Indonesia Ke-12, Kemenbud Luncurkan Buku 90 Tahun Taufiq Ismail

5 months ago 23
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Kementerian Kebudayaan menggelar Peringatan Hari Sastra Indonesia ke-12 di Plasa Insan Berprestasi, Gedung A, Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta, hari ini. Acara tersebut juga diisi dengan meluncurkan enam jilid buku 90 tahun Taufiq Ismail.

"Tema kegiatan yang bertajuk Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit ini diambil dari judul antologi puisi Pak Taufiq Ismail, frasa yang mencerminkan keseimbangan akar yang kuat pada nilai tradisi, lingkungan dan kehidupan nyata, sekaligus aspirasi tinggi untuk bermimpi, berinovasi, meneruskan warisan budaya ke ranah yang lebih luas dan mendorong perubahan yang positif," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Rabu (25/6/2025).

"Ini juga ungkapan mencerminkan peran sastra sebagai akar yang menggambarkan perjalanan budaya, cermin kehidupan manusia, dan ini adalah bagian yang sangat penting bagi ekosistem ke depan," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memastikan Kementerian Kebudayaan bakal terus memperkuat ekosistem sastra yang berkelanjutan melalui berbagai program strategis mulai dari peningkatan kapasitas pelaku sastra, penguatan komunitas dan festival sastra, pengayaan medium dan ekspresi sastra, dan mendorong internasionalisasi sastra Indonesia.

"Kementerian Kebudayaan tentu saja memberikan ruang bagi sastra untuk mendorong proses pemajuan kebudayaan nasional. Sekarang kita membuat Laboratorium Penerjemah Sastra karena banyak karya-karya sastra kita yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris terutama, dan juga bahasa-bahasa lain," jelasnya.

Fadli melanjutkan, untuk memperkuat ekosistem sastra, Kementerian Kebudayaan meluncurkan beberapa program seperti laboratorium penerjemah dan promotor sastra, festival sastra, pembuatan komunitas sastra, manajemen talenta nasional bidang sastra, pengembangan sastra berbasis kekayaan intelektual, dan promosi sastra.

"Penguatan festival dan komunitas di berbagai daerah, pengayaan medium dan ekspresi, serta internasionalisasi karya, diharapkan menjadikan sastra Indonesia tumbuh masif dan merata hingga pelosok. Dengan demikian, sastra menjadi sarana konkret memperkuat jati diri bangsa dalam menghadapi dinamika dunia global," jelas Fadli.

Pada kesempatan yang sama, Kementerian Kebudayaan mengapresiasi perjalanan panjang Taufiq Ismail atas kontribusinya dalam dunia sastra Indonesia. Adapun wujud apresiasinya melalui peluncuran enam jilid buku 90 Tahun Taufiq Ismail yang memuat kumpulan karya-karyanya dari masa ke masa.

Fadli Zon mengatakan peluncuran buku tersebut sebagai wujud penghargaan atas kiprah dan dedikasi salah satu maestro sastra Indonesia tersebut. Gelaran ini menjadi bukti komitmen Kementerian Kebudayaan dalam memperkuat ekosistem sastra nasional.

"Taufiq Ismail adalah nama besar dalam sastra Indonesia. Karya-karya beliau yang melintasi tiga zaman menjadi saksi banyak peristiwa. Dia merupakan penyair yang terlibat dalam setiap pergeseran sosial budaya dan politik yang terjadi di Indonesia. Dan tidak hanya itu juga, dalam tonggak perjalanan kebudayaan Nusantara, 59 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1966, Taufiq Ismail mendirikan majalah sastra Horison bersama Mochtar Lubis, P.K. Ojong, Arief Budiman, dan Zaini," ungkapnya.

Taufiq Ismail, menurut Menbud Fadli, mendedikasikan hidupnya di dunia sastra dengan mendirikan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aie Angek, Sumatra Barat.

"Sebagai seorang penyair yang melintasi banyak zaman, Taufiq Ismail telah mendedikasikan hidup bagi kemajuan sastra Indonesia. Waktu, tenaga, dan pikiran tak pernah lepas dari sastra dan budaya. Warisan kerja beliau dan karya yang terbentang nyata bukan menjadikan beliau seorang penyair individualis yang berdiri di Menara Gading, tapi terus terlibat di dalam berbagai macam pergeseran-pergeseran sosial dan budaya," jelas Fadli.

Fadli Zon menyampaikan bahwa jejak panjang Taufiq Ismail di usia 90 tahun menjadi warisan berharga bagi Indonesia.

"Besar harapan saya, melalui kegiatan ini, para sastrawan muda berkesempatan meneladani perjalanan panjang Taufiq Ismail di dunia sastra dan kebudayaan Indonesia, yang karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Arab, Cina, Jepang, Turki, dan lain-lain. Diharapkan karya-karya baru bermunculan dan menjangkau pembaca global," ujar Fadli Zon.

Peringatan Hari Sastra Indonesia

Rangkaian acara Peringatan Hari Sastra Indonesia semakin istimewa dengan penampilan berbagai tokoh nasional yang mempersembahkan musikalisasi puisi dan karya-karya sastra Taufiq Ismail. Turut ditayangkan video pembacaan puisi 'Dengan Puisi, Aku' dari Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato' Seri Anwar Ibrahim.

Ary Ginanjar Agustian membawakan puisi 'Kupu-Kupu di dalam Buku', disusul Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar yang membacakan puisi 'Sajadah Panjang'. Menteri...

Read Entire Article