Hakim MK Soroti Generasi Muda Instan, Nonton Video Pendek Berasa Jadi Ahli

5 months ago 22
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Hakim Konstitusi Arief Hidayat menyoroti fenomena serba instan yang menerpa generasi muda saat ini, terlebih dalam upaya memperoleh informasi. Arief mengajak untuk mencari informasi yang berimbang.

Hal itu diungkapkan Arief dalam acara bedah buku di Kompas Institute, Jakarta, Jumat (4/7/2025). Dia mulanya berbicara tentang fenomena post-truth yang tengah terjadi.

"Era sekarang adalah era post-truth. Sesuatu yang diulang-ulang di media sosial, menarasikan yang tidak benar, bisa menjadi satu kebenaran karena selalu diulang-ulang di media sosial," kata Arief.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu, dia mengajak masyarakat gencar menggaungkan ajaran-ajaran The Founding Fathers untuk mengimbangi narasi keliru atau hoaks.

Arief kemudian menyentil generasi muda kerap mencari informasi instan. Dia menyebut banyak anak muda tidak suka membaca buku tebal, tapi memilih menonton video pendek.

"Era sekarang adalah era yang instan. Generasi muda itu nggak suka buku, baca setebal yang dibuat oleh Mas Abdy. Sekarang semuanya serba instan, mereka belajar agama saja melalui YouTube berdurasi 1, 2, 3 menit," ujar Arief.

"Tapi begitu belajar agama yang dari YouTube itu, itu seolah-olah sudah tahu agama luar biasa," lanjut dia.

Menurutnya, belajar agama dari sarana video singkat membuat generasi muda cenderung menutup diri dan merasa paling benar. Terlebih lingkungan sosial yang majemuk.

"Padahal The Founding Fathers, mulai dari Ki Bagus Hadikusumo, kemudian tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama dan NU, yang belajar agamanya sampai tuntas, bahkan beliau bisa dikatakan sebagai setengah nabi, itu bisa menerima kebinekaan sehingga bisa hidup bersama-sama melahirkan ideologi Pancasila," jelas Arief.

"Tapi generasi muda sekarang belajar dari YouTube sudah seolah-olah agama lain tidak benar. Itu yang luar biasa," terangnya.

Karena itu, dia meminta para peserta bedah buku memproduksi konten yang mencerahkan.

"Mari kita bersama-sama menarasikan, mengisi ruang-ruang media sosial dengan narasi-narasi nasionalisme, patriotisme, kebangsaan, toleransi, dan sebagainya," ucapnya.

Simak juga Video: MK Putuskan Pemilu Nasional dan Daerah Diselenggarakan Terpisah

(ond/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article