Gus Ipul Pastikan Sekolah Rakyat Dibuka Juli Ini, Tampung 9.755 Siswa

5 months ago 15
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan program Sekolah Rakyat mulai berjalan serentak pada Juli 2025. Sebanyak 100 titik telah disiapkan untuk menampung 9.755 siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Mereka akan dibimbing oleh 1.554 guru dan 3.390 tenaga pendidikan pendukung.

"Sekolah Rakyat ini, seperti yang sering disampaikan Bapak Presiden Prabowo, adalah untuk keluarga yang kurang mampu, keluarga yang punya potensi putra-putrinya putus sekolah, atau bahkan sudah putus sekolah," kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Senin (30/6/2025).

Gus Ipul menjelaskan Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup juga menjadi bagian penting dari kurikulum. "Ada ekstrakulikulernya dan ada kegiatan lain yang menunjang, sehingga mereka diharapkan punya keterampilan-keterampilan sesuai dengan minatnya," papar Gus Ipul.

Untuk menjaring siswa, kata Gus Ipul, pemerintah menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sementara proses seleksi dilengkapi dengan verifikasi langsung di lapangan, melibatkan Dinsos, pendamping PKH, BPS dan kepala daerah.

"Sasaran kita dari Desil 1 yang miskin-miskin ekstrem itu, kemudian ada tim yang berkunjung, berdialog dengan orang tuanya, melihat kondisi objektifnya," katanya.

Lebih lanjut, Gus Ipul mengungkapkan para siswa yang belum tercatat di data BPS tetap bisa masuk jika hasil survei membuktikan kondisi kemiskinan. "Jika mereka sampai putus sekolah, ada kemungkinan mereka diberi peluang untuk bisa di Sekolah Rakyat. Istilahnya promotif, itu adalah multi-entry, multi-exit," lanjutnya.

Pada tahap awal, kata Gus Ipul, sekolah akan memanfaatkan gedung-gedung milik pemerintah pusat dan daerah yang telah direnovasi.

Ke depan, pemerintah akan membangun sekolah permanen di atas lahan minimal 8 hektare. Satu sekolah akan menampung hingga 1.000 siswa dan dilengkapi dengan fasilitas lengkap.

"Diperkirakan biayanya satu sekolah itu sampai Rp200 miliar, lengkap dengan meubelairnya, dan perangkat yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar," ucap Gus Ipul.

Gus Ipul menambahkan Sekolah Rakyat tahap awal mencakup 395 rombongan belajar untuk jenjang SD, SMP, dan SMA di 100 titik. Pulau Jawa menjadi wilayah terbanyak (48 lokasi), disusul Sumatra (22), Sulawesi (15), Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Maluku (masing-masing 4), serta Papua (3 titik).

"100 titik pertama ini sudah ada 9.755 siswa, 1.554 guru dan 3.390 tenaga Pendidikan," paparnya.

Menurutnya, gedung sementara yang telah dipakai tahun ini tidak akan dibiarkan kosong. "Akan difungsikan sebagai rumah singgah atau layanan sesuai kebutuhan pemerintah daerah setelah tidak lagi digunakan," imbuhnya.

Dari sisi tenaga pendidik, kepala sekolah akan berasal dari ASN. Sementara guru-guru direkrut dari PPPK dan lulusan pendidikan profesi guru. Adapun pengelolaan tenaga pendidikan akan dikoordinasikan bersama Kemendikdasmen, KementerianPAN-RB, dan BKN.

Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan siswa di lingkungan asrama, pemerintah menggandeng Kementerian PPPA dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Tiga hal ini menjadi prioritas pencegahan, yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.

"Jangan sampai terjadi perundungan di sekolah, kedua jangan sampai terjadi kekerasan seksual, dan yang ketiga jangan sampai ada semacam tindakan atau ucapan yang mengarah pada intoleransi. Kita melakukan upaya penjagaan dengan mekanisme yang sedang disiapkan," papar Gus Ipul.

Selain 100 titik awal, pemerintah juga tengah menyiapkan 100 titik tambahan untuk gelombang kedua. Saat ini, proses rekrutmen siswa dan guru sedang berlangsung, dengan target bisa menyusul pelaksanaan tahap pertama.

"Ada 100 titik lagi yang kedua, juga sedang dalam proses baik itu rekrutmen murid dan guru, itu Insya Allah akan menyusul," jelas Gus Ipul.

Gus Ipul mengatakan beberapa titik tahap kedua akan memanfaatkan 122 Balai Latihan Kerja (BLK) milik Kementerian Ketenagakerjaan dan 45 gedung milik Pemda. Target berikutnya mencakup 424 rombel, melibatkan 10.600 siswa, 2.180 guru, dan 4.069 tenaga kependidikan.

"Mudah-mudahan di bulan Juli, kedua tahap ini bisa kita lakukan memulai proses belajar mengajar," pungkasnya.

Tonton juga "Mensos Sebut Ada Siswa-Guru yang Mengundurkan Diri dari Sekolah Rakyat" di sini:

(akd/akd)