Cak Imin Usul Gubernur Ditunjuk Pusat, Golkar Punya Opsi Lain

4 months ago 7
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online
Jakarta -

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengusulkan agar gubernur ditunjuk langsung oleh pemerintah pusat. Partai Golkar menghargai usulan itu, tapi Golkar juga memiliki opsi lain.

"Kami menghargai apa yang disampaikan oleh Cak Imin itu. Artinya, PKB saat ini sudah mulai mengundang kita semua, elemen bangsa, secara terbuka untuk memulai pembahasan perbaikan sistem politik melalui penyempurnaan sistem kepemiluan di Indonesia. Saya pun berharap perbincangan itu bisa dilanjutkan oleh para stakeholder bangsa lainnya, terkhusus partai politik," ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar A Doli Kurnia Tandjung kepada wartawan, Jumat (25/7/2025).

Doli mengatakan saat ini Golkar sedang mengkaji mengenai pemilihan kepala daerah. Dia mengungkapkan Golkar juga memiliki dua opsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kami juga sudah memiliki dua opsi dan terus mendalaminya," katanya.

Dia mengatakan opsi pertama adalah seluruh kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota, dipilih secara tidak langsung, melalui DPRD, dengan pengaturan seleksi pemilihan calonnya dilakukan secara aspiratif, terbuka, dan berjenjang di dalam masing-masing partai politik/gabungan partai politik pengusung.

Kemudian, opsi kedua adalah pemilihan gubernur dilakukan melalui DPRD dan pemilihan bupati/wali kota dilakukan secara asimetris, ada yang pemilihannya melalui DPRD dan ada yang tetap melalui pemilihan langsung, dengan pengaturan tertentu.

"Jadi kesimpulan yang sudah final adalah bahwa gubernur memang tidak perlu lagi dipilih dalam sebuah pemilihan langsung, karena dalam sistem pemerintahan kita gubernur itu adalah perpanjangan pemerintah pusat," jelasnya.

Doli menegaskan Golkar memiliki komitmen menjaga demokrasi. Dia memastikan Golkar tidak akan membuat demokrasi Indonesia 'kebablasan'.

"Intinya adalah Golkar tetap berkomitmen pada posisi menjaga, melestarikan, dan menguatkan pelembagaan demokrasi di Indonesia, namun tidak ingin membiarkan demokrasi kita kebablasan ke arah demokrasi super-liberal dan menyuburkan budaya pragmatisme pada masyarakat kita," ucapnya.

Pernyataan Cak Imin

Sebelumnya, Cak Imin menanggapi terkait ide pemilihan kepala daerah. Cak Imin mengatakan ada dua hal yang menjadi kesimpulan PKB dalam pengkajian ulang pemilihan kepala daerah secara langsung.

"Jadi sebetulnya hasil pertemuan NU di beberapa kali munas, musyawarah nasional memerintahkan kepada PKB untuk mengkaji ulang pemilihan kepala daerah secara langsung. Satu, kesimpulannya seluruh kepala daerah habis biaya mahal untuk menjadi kepala daerah, yang kadang-kadang tidak rasional. Yang kedua, ujung-ujungnya pemerintah daerah juga bergantung kepada pemerintah pusat dalam seluruh aspek, belum bisa mandiri atau apalagi otonom," kata Cak Imin di JCC Senayan, Rabu (23/7).

Cak Imin mengatakan PKB ingin ada dua pola dalam pemilihan kepala daerah. Kedua pola itu adalah gubernur dipilih oleh pemerintah pusat, sementara bupati dipilih oleh rakyat melalui DPRD.

"Nah, melihat kondisi itu PKB berkesimpulan harus ada cari jalan efektif antara kemauan rakyat dengan kemauan pemerintah pusat. Nah, karena pilkada secara langsung ini berbiaya tinggi, maka kita ingin sebetulnya dua pola," kata Cak Imin.

"Pola yang pertama, gubernur sebagai perwakilan pemerintahan pusat ditunjuk oleh pemerintah pusat, gubernur. Tetapi bupati, karena dia bukan perwakilan pemerintah pusat, bupati dipilih oleh rakyat melalui DPRD," tambahnya.

(zap/dhn)


Read Entire Article