Awal Mula Bocah Pekalongan Digigit Ular Weling: Kejang, Dirawat hingga Meninggal

4 months ago 13
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Rafa (11), bocah asal Pekalongan yang digigit ular weling, meninggal dunia. Rafa sempat mengalami kejang seusai penanganan awal hingga menjalani perawatan selama sebulan.

Dilansir detikJateng, awalnya Rafa dibawa ke RSUD Kajen, Kabupaten Pekalongan, untuk mendapat penanganan pada 16 Juni 2025. Namun keluarga Rafa dipulangkan seusai penanganan.

Ketika pulang, belum sampai di rumah, Rafa mengalami kejang-kejang. Pihak keluarga langsung melarikan korban ke rumah sakit swasta guna dilakukan penanganan medis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar mengenai kondisi sang bocah pun viral setelah diunggah di media sosial, salah satunya di Facebook @pekalonganINFO. Kuasa hukum pihak keluarga, Imam Maliki, menjelaskan kronologi dugaan salah diagnosis hingga salah penanganan pertama dan mengakibatkan pasien kritis.

"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologi awal pada Senin (16/6), pukul 04.00 WIB. Yang mana, Adik Rafa sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6/2025), di kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.

Belakangan diketahui bahwa bocah itu digigit ular weling. Ular tersebut, dikatakan Imam, diduga terjatuh dari plafon rumahnya dan langsung menggigit korban.

Terpisah, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, saat dimintai konfirmasi hal itu melalui pesan singkat, mengatakan pihaknya telah memberikan teguran keras saat menggelar apel pagi di halaman RSUD Kajen, Selasa (24/6) pagi.

"Saya sudah tegur keras (RSUD Kajen), di apel tadi pagi. Langsung tanya pihak rumah sakitnya ya," kata Fadia Arafiq.

RSUD Kajen Sebut Luka Gigitan Samar

Pihak RSUD Kajen pun telah buka suara. Kepala bidang keperawatan RSUD Kajen, Dwi Harto, menjelaskan kronologi kejadian kasus tersebut. Dia mengatakan kejadian itu bermula pada Senin, 16 Juni 2025, saat mendapat laporan soal bocah digigit ular.

"Ya, baik, benar. Jadi memang pada tanggal 16 Juni, jam 5 pagi itu, kami menerima pasien atas nama R itu diduga ada gigitan ular," kata Dwi melalui pernyataan resminya yang diterima detikJateng, Rabu (25/6).

Kemudian, pasien menjalani anamnese, pemeriksaan fisik di titik-titik yang diduga digigit, kemudian dilakukan pembersihan luka. Luka yang terlihat begitu samar.

"Apakah memang benar ada luka gigitan. Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan, ada luka samar satu titik luka samar itu di bagian kaki bagian kanan kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang laporan darah lengkap, darah rutin dan dilakukan observasi, pasien dilakukan observasi selama 2 jam di IGD," jelas Dwi.

Setelah dilakukan observasi, pihaknya melihat hasil laborat dalam batas normal. Pasien diperbolehkan pulang, tetapi sebelumnya pihak RSUD memberikan edukasi ke pihak keluarga terkait kondisi pasien.

"Memang diberikan edukasi. Apabila memang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, langsung dibawa ke IGD. Itu, dokter sudah memberikan penjelasan, sudah melakukan sesuai dengan prosedur, dan juga nakes yang lain juga sudah memberikan perawatan sesuai dengan prosedur yang ada di kami," ungkapnya.

Dirawat Sebulan di RSUP DR Kariadi

Rafa kemudian dirawat di RSUP DR Kariadi, Semarang. Rafa pun dirawat secara intensif.

Namun, sebulan dirawat, Rafa juga belum siuman. Pejabat Humas RSUP Dr Kariadi, Aditya Kandu Warenda, mengatakan kondisi Rafa tak kunjung membaik.

"Hari ini kami belum menerima informasi perkembangan terbaru. Namun terakhir, kemarin, dari dokter penanggung jawab di PICU (pediatric intensive care unit) menyebutkan kondisinya masih buruk, masih belum sadar," kata Aditya, dilansir detikJateng, Rabu (17/7/2025).

Aditya menjelaskan, Rafa saat ini dirawat intensif di ruang PICU. Kondisi kesehatan bocah tersebut belum menunjukkan perkembangan yang signifikan.

"Kami dari tim medis RSUP Dr Kariadi, dari DPJP juga tetap berusaha maksimal untuk menstabilkan kondisi kesehatan pasien, walaupun sampai sekarang masih terkode kesadarannya masih menurun," kata dia.

Rafa Meninggal Dunia

Tiga hari setelah informasi kondisi tersebut, Rafa dinyatakan meninggal. Rafa meninggal dini hari tadi.

"Nggih, leres (betul), pasien R sudah dinyatakan meninggal tadi pagi jam 00.32 WIB. Menurut tim medis jaga malam," kata Aditya, dilansir Read Entire Article