Anggota DPR Menangis Dengar Jawaban Fadli Zon soal Pemerkosaan Massal 98

5 months ago 16
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Wakil Ketua Komisi X DPR RI My Esti Wijayati menangis kala mendengar jawaban Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon terkait pemerkosaan massal 1998. My Esti mengaku kecewa karena Fadli Zon dinilainya tak peka terhadap peristiwa tersebut.

Momen itu terjadi dalam Rapat Kerja Komisi X bersama Fadli Zon di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025). Mulanya, Fadli Zon mengaku telah membaca data dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mengenai kerusuhan 1998.

"Memang ada data dari TGPF, data ini saya punya dan saya sudah baca di tahun '98 data TGPF ini dan saya punya bundelnya lebih lengkap dan cukup banyak, kita bisa berdebat kalau ada, kita harus kutuk dan kita harus kecam dan harus orang yang melakukan itu harus ada," kata Fadli Zon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Fadli Zon meminta jangan masuk narasi adu domba dari kekuatan asing saat itu yang ingin mem-framing. Dia lalu memberikan contoh sebuah tulisan salah satu majalah, di mana adanya pemerkosaan massal dan terdengar meneriakkan takbir.

"Ditulis di majalah Tempo ini kan mengadu domba, begitu juga mereka yang melakukan perkosaan massal itu berambut cepak arahnya ke militer. Kita tidak ingin ini menjadi narasi adu domba dan kita kemudian mengenyamnya ketelitian, pendokumentasian yang kokoh itu masalahnya," jelasnya.

Meski begitu, Fadli Zon mengakui telah terjadi pemerkosaan. Namun, dia menegaskan hal itu akan sulit diakui secara hukum lantaran tak ada fakta dan pelaku pemerkosaan.

"Jadi kita tidak ingin narasi ketika itu, apalagi waktu itu itu juga dimuat di berbagai situs seolah-olah perkosaan massal, tapi foto-fotonya itu adalah foto-foto di Hong Kong, di Jepang, dan dari situs-situs," jelasnya.

Fadli Zon pun menyoroti foto-foto yang ada di Far Eastern Economic Review yang diambil dari situs-situs website. Dia menyebut foto itu bukan diambil di Indonesia.

"Di sini bisa dibaca ini masih tahun '98, pertama kali Tempo ini kan dulu dibredel baru '98 terbit kembali, di sini ada jadi kemudian ada juga di Far Eastern Economic Review tentang foto-foto yang ketika itu diambil dari situs-situs website, jadi bukan di Indonesia, itu ditulis oleh Jeremy Wagstaff," ujarnya.

"Jadi ada hal-hal yang menurut saya perlu pendokumentasian yang lebih teliti, supaya jangan sampai kita nanti menimbulkan satu hal yang memecah belah, ini sebenarnya yang kita harapkan," sambung dia.

Mendengar jawaban Fadli Zon, My Esti menginterupsi. Dia menangis dan kecewa kepada Fadli Zon.

"Pak Fadli Zon ini bicara kenapa semakin sakit ya soal pemerkosaan mungkin sebaiknya tidak perlu di forum ini, Pak, karena saya pas kejadian itu juga ada di Jakarta sehingga saya tidak bisa pulang beberapa hari, tetapi ini semakin menunjukkan Pak Fadli Zon tidak punya kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi korban perkosaan," ujarnya.

"Sehingga menurut saya penjelasan Bapak yang sangat teori seperti ini dengan mengatakan Bapak juga aktivis pada saat itu, itu justru akan semakin membuat luka dalam," sambung My Esti yang terisak-isak.

My Esti menegaskan peristiwa pemerkosaan massal itu memang terjadi. Fadli Zon yang mendengar itu segera menyela pernyataan My Esti.

"Singkat saja, Pak, jadi intinya memang peristiwa itu terjadi, persoalan kemudian ada beberapa catatan yang Bapak berikan tadi, mari...," kata My Esti yang dipotong oleh Fadli Zon.

"Terjadi, Bu, saya mengakui," kata Fadli Zon.

"Itu yang kemudian Bapak seolah-olah mengatakan Bapak...," kata My Esti yang kembali dipotong oleh Fadli Zon.

"Saya mengakui, saya dalam penjelasan saya, saya mengakui terjadi peristiwa ini," jawab Fadli Zon.

Lihat Video 'Anggota DPR Desak Fadli Zon Minta Maaf soal Pemerkosaan Massal':

Saksikan Live DetikSore :

(amw/gbr)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article