AHY Ingatkan Rob-Penurunan Tanah Pantura Ancaman Serius, Sentil yang Nakal

6 months ago 26
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bicara secara khusus ancaman rob dan penurunan muka tanah (land subsidence) di kawasan pesisir utara pantai Jawa (Pantura). Menurutnya, kondisi tersebut sudah menjadi ancaman serius dan tidak bisa lagi ditunda penanganannya.

"Ini bukan isu biasa, ini existential threat bagi masyarakat pesisir, khususnya di Pantura. Di beberapa titik, penurunan tanah bisa mencapai 12 Cm per tahun. Ini serius dan harus segera dicarikan solusinya," kata AHY dalam sambutannya pada forum kerja sama Gubernur Mitra Raja Utama di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025).

Menurut AHY, solusi penanganan rob dan penurunan tanah tidak bisa disamaratakan. AHY menekankan pentingnya pendekatan berbasis lokasi dan kondisi fisik wilayah masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada one size fits all. Di beberapa lokasi mungkin kita perlu membangun tanggul besar dan tinggi, tapi ada juga wilayah yang bisa diperkuat secara alami dengan menanam mangrove. Bahkan di beberapa tempat, kita harus realistis untuk mundur, relokasi masyarakat," ungkapnya.

AHY menegaskan pendekatan solusi tidak boleh hanya bergantung pada konstruksi fisik semata. AHY mendorong penerapan nature-based solutions atau pendekatan berbasis alam untuk mengurangi risiko bencana secara lebih berkelanjutan.

"Kita jangan selalu mengandalkan beton. Solusi hybrid dengan pendekatan alami juga penting, dan itu bisa lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan," ucapnya.

Lebih jauh, Ketum Partai Demokrat itu menilai rob dan penurunan tanah ini tak lepas dari persoalan tata ruang yang kerap dilanggar. AHY meminta kepala daerah tegas terhadap pelanggaran yang mengganggu daya serap air tanah.

"Tata ruang itu panglima pembangunan. Kalau sudah ada studi yang bilang daerah tertentu harus bebas bangunan, ya jangan dilanggar. Tapi faktanya, masih ada yang nakal. Ini yang jadi masalah," ungkapnya.

Sebagai upaya konkret, AHY menyebut perlunya penguatan suplai air permukaan seperti dari Waduk Jatiluhur dan Karian untuk mengurangi ketergantungan pada air tanah, yang menjadi salah satu penyebab utama penurunan permukaan tanah.

"Solusi ini tidak bisa ditangani oleh satu daerah. Ini lintas provinsi, lintas kewenangan. Kita butuh kerja sama menyeluruh, borderless collaboration, agar masyarakat benar-benar terlindungi," imbuhnya.

Diketahui, Forum Mitra Praja Utama merupakan wadah kerja sama antarpemerintah daerah yang terdiri dari 10 provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Lampung, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Forum ini memang menjadi ajang tukar gagasan dan evaluasi kerja sama pembangunan lintas wilayah, terutama dalam sektor transportasi, ketahanan pangan, tata ruang, hingga mitigasi bencana.

Lihat juga Video Banjir Rob Hantam Permukiman Pesisir Utara Pasuruan

(bel/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article